BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti diketahui bahwa kegiatan human relations telah terjadi sejak
manusia terdiri dari lebih dari satu orang. Hal ini juga berarti bahwa human
relations merupakan suatu gejala sosial yang hampir setua dengan hidup
bermasyarakat. Sasaran material dari human relations adalah manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan sasaran formilnya mencakup ruang
lingkup hubungan antar manusia. Di dalam konsep ilmu pengetahuan disiplin
ilmiah human relations termasuk dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial dan
mengalami perkembangan di bidang sosiologi, ilmu jiwa sosial, ilmu politik, dan
manajemen. Sebagai suatu disiplin ilmu maka human relations adalah suatu
studi tentang hubungan antar manusia yang mencakup semua bentuk interaksi
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Davis dalam Effendy (1993:51),
mengemukakan bahwa human relations adalah kegiatan dalam upaya
memotivasi manusia untuk menumbuhkan kerja sama yang efektif, dan memberikan
pemenuhan kebutuhan dan juga tujuan organisasi. Potensi aktualitas dan proses
kreativitas manusia perlu digali, diarahkan dan dikembangkan di dalam wadah
masyarakat dan juga organisasi.[1]
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu Human Relations dan Persuasif?
2. Apa
saja prinsip-prinsip Human Relations dan Persuasif?
3. Bagaimana
teknik-teknik Human Relations dan Persuasif?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Human Relations
dan Persuasif
Human
Relations
Pada istilah
hubungan antar manusia tidak terdapat titik berat yang meyakinkan, sedangkan
titik berat pada human relations
adalah humannya (manusianya).
Jadi di sini faktor manusianya berupa sifatnya, wataknya, tingkah lakunya,
pribadinya dan bukan hanya wujudnya saja. Human
relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses rohaniah yang menyangkut
watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju suatu
kebahagiaan atau kepuasan hati. Proses ini berlangsung pada dua atau
tiga orang yang terlibat dalam hubungan komunikatif, yaitu komunikasi antar
persona. Mengenai human relations,
Effendy (1993:50) memberi pengertian human relations dalam arti sempit
yaitu :“Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam
organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah
kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan
perasaan bahagia dan puas hati”. Secara luas human relations berarti komunikasi
persuasif seseorang dengan orang ain dalam segala situasi dan dalam semua
bidang kehidupan sehingga menimbulkan kepuasan hati di kedua belah pihak.[2]
Adapun
konsep dasar human relations
adalah hakekat manusia itu sendiri. Sehubungan dengan manusia, maka
terdapat empat asumsi (anggapan dasar) yaitu :
- Perbedaan-perbedaan individual.
- Manusia seutuhnya.
- Motivasi.
- Martabat manusia (human dignity)
Di samping
itu, motivasi merupakan bagian dari human
relations untuk bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada
dalam diri seseorang, sehingga seseorang yang diberi motivasi dapat bekerja
lebih keras, berusaha mencari tingkat tanggung jawab, bekerja tepat waktu
sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan melakukan pekerjaannya dengan
profesional. Kemudian ada dua faktor yang menentukan sifat tabiat manusia yakni
pembawaan sejak lahir (heredity) dan lingkungan hidupnya (environment).
Yang menjadi dasar dari sifat, watak tabiat manusia ialah sifat-sifat yang
dimilikinya begitu ia dilahirkan, sifat mana adalah warisan dari orang tuanya
dan nenek moyangnya. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia
hidup. Lingkungannya akan menentukan apakah sifat-sifat yang dibawanya sejak
lahir itu akan berkembang atau tertahan. Interaksi dengan orang-orang dalam
lingkungannya akan berpengaruh kepada sifat-sifat yang sudah ada padanya. Yang
diartikan pengaruh di sini ialah bahwa sifat-sifat yang sudah ada itu
berkembang atau tertahan, tetapi tidak mematikan.
Persuasif
Persuasif adalah
komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap,
dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh komunikator. Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak
dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:
- Kognitif , perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan.
- Afektif , perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
- Konatif , perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
Contoh:
"Budi
tahu/ percaya (kognitif) bahwa mobil Mercedes-Benz itu mobil
yang bagus. Budi juga senang (afektif) melihat bentuk mobil tersebut
saat melenggang di jalan. Tetapi Budi tidak akan membeli mobil Mercedes-Benz (konatif),
karena ia tidak punya uang."
Kemudian banyak faktor
menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan
persuasif. Empat faktor utama adalah:
- Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
- Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
- Pengaruh lingkungan
- Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)
Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus
faktor-faktor ini saling tumpang tindih.[3]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita
menjadi persuasif atau bisa mempengaruhi orang lain.
1) Komunikator.
Komunikator atau sumber adalah orang-orang yang akan mengkomunikasikan
suatu pesan kepada orang lain. Agar komunikasi yang dilakukan oleh komunikator
menjadi persuasif, maka komunikator harus mempunyai kredibilitas yang tinggi.
Yang dimaksud dengan kredibel disini adalah komunikator yang mempunyai
pengetahuan, terutama tentang apa yang disampaikannya. Misalnya, ketika seorang
komunikator menjelaskan kepada komunikannya, dia harus menguasai apa yang akan
disampaikannya. Apalagi pada saat audience atau komunikan adalah masyarakat
yang memiliki pendidikan yang tinggi.Komunikasi persuasif dikatakan gagal,
ketika mengikuti sosialisasi pada seminar di suatu perguruan tinggi yang dimana
audiensnya adalah mahasiswa dan masyarakat umum yang mempunyai pendidikan dan pengalaman
yang jauh lebih tinggi dari komunikator. Seandainya pada saat itu para
komunikator yang hadir kurang menguasai program yang dibawa, tentunya
masyarakat tidak akan puas, bahkan mungkin tidak akan berpengaruh pada
perubahan sikap yang diharapkan. Ketidak-kredibelan komunikator juga sering
disampaikan oleh masyarakat sendiri, dengan cara membandingkan antara
fasilitator yang satu dengan fasilitator lainnya. Kemudian trustworthiness (dapat
dipercaya) juga sangat penting bagi komunikator supaya komunikasi yang
dilakukannya menjadi persuasif. Ketika seorang komunikator yang sudah tidak
dipercaya oleh komunikan, apapun yang disampaikannya tidak akan didengar oleh
komunikannya.
2)
Pesan.
Pesan adalah hal-hal yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima, yang
bertujuan agar komunikan melakukan hal-hal yang disampaikan dalam pesan
tersebut. Sama halnya dengan sumber atau komunikator, pesan juga sangat
berpengaruh terhadap persuasif tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Dalam
mengembangkan pesan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya, lugas.
Artinya, pesan tidak bertele-tele dan dilakukan pengulangan kata-kata tertentu
yang dianggap perlu. Konsisten, artinya semua pesan
harus terkait dengan tema yang akan disampaikan dan saling mendukung antara
satu pesan dengan pesan lainnya. Nada dan daya tarik, ini
berkaitan dengan style komunikator tadi. Ketika komunikator
menyampaikan pesan sedih, tentu disesuaikan dengan nada suaranya dan lain
sebagainya. Bertanggungjawab, dalam hal ini sumber pesan yang
dapat dipercaya akan berpengaruh pada diterima atau tidaknya pesan yang
disampaikan.
3)
Saluran.
Saluran adalah media atau sarana
yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan oleh sumber kepada si penerima.
Supaya komunikasi bisa persuasif, maka media atau saluran yang digunakan harus
tepat. Saluran atau media harus mempertimbangkan karakteristik kelompok
sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, maupun tingkat pendidikan, dan
lain-lain. Mengenali siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam
mengembangkan pesan yang sesuai. Kalau dihubungkan dengan social mapping,
maka pemetaan budaya sangat berarti disini.
4)
Penerima.
Penerima adalah orang-orang yang menerima pesan dari komunikator, yang
biasa disebut dengan komunikan. Dalam berkomunikasi, khalayak sasaran/komunikan
juga perlu menjadi perhatian. Bagaimana karakteristik kelompok sasaran, baik
budaya, bahasa, kebiasaan, maupun tingkat pendidikan, dan lain-lain, sangat
dibutuhkan dalam memformulasikan pesan yang akan disampaikan. Ketika kita
berkomunikasi dengan masyarakat kelas bawah, maka bahasa yang digunakan harus
disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat, jangan sampai kita
menggunakan kata-kata yang tidak dimengerti oleh masyarakat, seperti transparansi,
akuntabilitas, fleksibel, dan sebagainya.[4]
Adapun tujuan komunikasi persuasif
secara bertingkat ada dua yaitu:
1)
Mengubah atau menguatkan
keyakinan (believe) dan sikap (attitude) audiens, dan
2) Mendorong audiens melakukan sesuatu/ memiliki tingkah-laku
(behaviour) tertentu yang diharapkan.
2.
Prinsip-Prinsip Human Relations dan Persuasif
Prinsip-Prinsip Human Relations[5]
Ø Prinsip-Prinsip Membina Hubungan Yang Baik Dengan Orang Lain
1) Hindari kebiasaan
SOK ( Salahkan, Omeli, Kritik)
2) Berikan Apresiasi
yang tulus
3) Bangkitkan rasa
ingin berhasil dalam diri orang lain
4) Berikan perhatian
yang sungguh-sungguh
5) Senyum
6) Nama adalah bunyi
terpenting dan termerdu bagi pemiliknya
7) Jadilah pendengar
yang aktif
8) Bicarakan hal-hal
yang diminati
9) Buat orang lain
merasa dirinya penting (VIP) dan lakukan dengan tulus.
Ø
Prinsip-Prinsip Mendapatkan
Kerjasama Antusias dari Orang Lain
10)
Hindari debat kusir
11) Hormati pendapat orang lain,
hindari mengatakan “kamu salah”
12)
Bila anda salah, segera akui secara simpatik
13)
Mulai dengan cara ramah-tamah
14)
Dapatkan responsi “ya”
15)
Ajak orang lain berbicara banyak
16)
Buat agar usul dan pendapat datang dari dia
17)
Cobalah melihat persoalan dari kacamata orang lain
18)
Bersimpatilah dengan keinginan orang lain
19)
Himbau dengan motif yang agung dan mulia
20)
Dramatisir ide anda
21)
Beri tantangan untuk maju
Ø
Prinsip-Prinsip Mengubah
Sikap Orang Lain
22)
Mulai dengan apresiasi dan pujian yang tulus
23)
Tunjukkan kesalahan secara tidak langsung
24)
Akui kesalahan sendiri sebelum mengkritik orang lain
25)
Ajukan pertanyaan sebagai ganti perintah langsung
26)
Selamatkan muka orang lain
27)
Beri pujian atas setiap kemajuan betapapun kecilnya
28)
Beri reputasi tinggi untuk dicapai
29)
Beri dorongan dan buat kesalahan mudah diperbaiki
30)
Buat orang lain senang melakukan usul anda.
Adapun
prinsip-prinsip Human Relations dalam suatu organisasi yaitu[6]:
(1)
Sinkronisasi tujuan individu dan organisasi,
(2)Suasana
kerja menyenangkan, ada hubungan kerja yang intim,
(3)
Pekerjaan menarik dan menantang, tidak bersifat rutinitas,
(4) Peralatan cukup sehingga tidak
terjadi kelambatan,
(5)
Hubungan kerja informal wajar, tidak terlalu formal/informal,
(6) Manusia bukan mesin,
perlu pengakuan dan penghargaan,
(7) Pengakuan dan penghargaan terhadap
pelaksanaan tugas,
(8) Mengembangkan kemampuan secara
maksimal,
(9)
Balasan sesuai jasa yang diberikan,
(10) The right man in the right place
Prinsip-Prinsip Persuasif
Ada
empat prinsip dasar dalam komunikasi persuasif
yang dapat menentukan efektivitas dan
keberhasilan komunikasinya, yakni sebagai berikut.
1. Prinsip Pemaparan
yang Selektif ( The Selective Exposure Principle )
Prinsip
ini menyatakan bahwa pada dasarnya audiens akan mengikuti hukum pemaparan
selektif ( the law of selective exposure ), yang menegaskan bahwa audiens
(pendengar) akan secara aktif mencari informasi yang sesuai dan mendukung
opini, keyakinan, nilai, keputusan dan perilaku mereka, dan sebaliknya audiens
akan menolak atau menghindari informasi-informasi yang berlawanan dengan opini,
kepercayaan, sikap, nilai, dan perilaku mereka.
2. Prinsip
Partisipasi Audiens ( The Audience Participation Principle )
Prinsip
ini menyatakan bahwa daya persuasif suatu komunikasi akan semakin besar manakala audiens
berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi
tersebut. Bentuk partisipasi bisa dalam berbagai bentuk dan aktivitas, seperti
dalam menentukan tema, dalam presentasi, membuat slogan, dan lain-lain.
3. Prinsip Suntikan
( The Inoculation Principle )
Audiens
telah memiliki pendapat dan keyakinan tertentu, maka pembicaraan komunikasi persuasif biasanya dimulai
dengan memberi pembenaran dan dukungan atas keyakinan dan pengetahuan yang
dimiliki audiens.
4. Prinsip Perubahan
yang Besar ( The Magnitude of Change Principle)
Prinsip
ini menyatakan bahwa semakin besar, semakin cepat dan semakin penting perubahan
yang ingin dicapai, maka seorang da’i mempunyai tugas dan kerja yang lebih
besar, serta komunikasi yang dilakukan
membutuhkan perjuangan yang lebih besar. [7]
3.
Teknik-Teknik Human Relations dan Persuasif
Teknik Human Relations
Dalam
derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan
orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu
masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Dalam kehidupan sehari-hari siapa
pun akan menjumpai masalah: ada yang mudah dipecahkan, ada yang sukar. Akan
tetapi masalah yang bagaimanapun akan diusahakan supaya hilang. Orang tidak
akan membiarkan dirinya digumuli masalah. Dan masalah orang yang satu tidak
sama dengan masalah orang lain. Sakit, tidak lulus ujian, lamaran pekerjaan
tidak diterima, mobil rusak, istri menyeleweng, anak morfinis, tidak mampu
menyelesaikan tugas, permohonan tidak diterima, dan lain-lain itu semua bisa menyebabkan
seseorang frustasi.Orang yang menderita frustasi dapat dilihat dari tingkah
lakunya: ada yang merenung murung, lunglai tak berdaya, putus asa, mengasingkan
diri, mencari dalih untuk menutupi kemampuannya, mencari kompensasi,
berfantasi, atau bertingkah laku kekanak-kanakan. Yang lebih parah bagi
seseorang ialah apabila frustasinya disertai agresi sehingga tingkah lakunya
menjadi agresif. Ia mengambinghitamkan orang lain, menyebarkan fitnah, merusak
benda, bahkan menyerang orang, baik dengan kata-kata yang menyakitkan maupun
dengan tinju.Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika
jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan
bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika
seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan. Di
sinilah pentingnya peranan hubungan manusiawi. Dia harus membawa penderita dari
problem situation kepada problem solving behaviour.
Dalam
kegiatan hubungan manusiawi ada cara untuk teknik yang bis adigunakan untuk
membantu mereka yang menderita frustasi yakni apa yang disebut counseling
(karena tidak ada perkataan bahasa Indonesia yang tepat, dapat di-Indonesia-kan
menjadi konseling). Yang bertindak sebagai konselor (counselor) bisa pemimpin
organisasi, kepala humas, atau kepala-kepala lainnya (kepala bagian, seksi, dan
lain-lain).Tujuan konseling ialah membantu konseli (counselee), yakni karyawan
yang menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk memecahkan
masalahnya sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana yang menimbulkan
keberanian untuk memecahkan masalahnya. Ini tidak berarti bahwa konselor
memberikan arah yang khusus untuk dituruti oleh konseli. Konselor hanya memberikan
nasihat. Konseli sendiri yang harus mengambil kesimpulan dan keputusan
berdasarkan jalan yang dipilihnya sendiri. Jadi konselor membantu konseli
memperoleh pengertian tentang masalahnya. Selama masalahnya belum dimengerti
dengan jelas untuk dihadapinya dengan jujur, tidak akan dapat diambil
langkah-langkah pemecahannya. Aspek ini menyangkut perasaan. Konselor akan
berhasil apabila ia memahami benar-benar frame of reference konseli:
pengalamannya, taraf pengetahuannya, agamanya, pandangan hidupnya, dan
sebagainya.[8]
Teknik Persuasif
1.
Cognitif Dissonance (bertentangan)
Teori ini melihat gejala-gejala hidup manusia. Sering
manusia melakukan sesuatu brtentangan dengan keyakinan atau hati nuraninya sendiri. Komunikan yang
seperti itu akan lebih cepat menerima komunikasi persuasif yang seolah-olah membenarkan perilakunya
meskipun hati nuraninya sendiri tetap tidak dapat membenarkan.
2.
Pay of Idea and Fear Arousing
Pay of Idea yaitu usaha persuasif terhadap
seseorang atau orang banyak dengan memberi hadiah atau reward atau harapan
lebih banyak. Adapun Fear Arousing yaitu penyampaian peran dengan menimbulkan
rasa kepada khalayak.
3.
Empathy
Pembentukan pribadi khalayak, suatu sikap
memproyeksikan diri pada orang lain. Proses empatinya bertahap yaitu:
v
Membayangkan diri dalam
kedudukan komunikan
v
Membandingkan sikap
komunikator dengan sikap komunikan seandainya ada dalam hal yang tadi.
v
Mengambil kesimpulan dari
sikap komunikan dan membandingkan dengan reaksi khalayak yang dibayangkan oleh
komunikator seandainya dia didalam keadaan komunikan.
4.
Packing/ Icing Technique
Dalam komunikasi persuasif yang berarti
suatu komunikasi yang dalam penyajiannya dibuat sedemikian rupa sehingga sangat
menarik. Packing (membungkus) berarti dalam komunikasi persuasif juga didalam
teknik membungkus pesan sedemikian rupa sehingga komunikan akan lebih tertarik.
5.
Red Herring
Nama
ini diambil dari sejenis ikan yang mempunyai gerakan tipuan pada waktu berenang.
Dalam komunikasi persuasif, red herring dipakai sebagai teknik mengelakkan
argumentasi dari bagian-bagian yang lemah di alihkan pada bagian-bagian yang
dikuasai oleh komunikator, dapat pula sebagai upaya untuk mengalihkan pesan
komunikasi kepada suatu topik yang dikehendaki oleh komunikator.
6.
Teknik asosiasi
Komunikasi
persuasif yang menggunakan teknik ini menyampaikan suatu gagasan dan jalan
menempelkan atau menggabungkan dengan obyek yang sedang aktual dan menarik.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Human relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses rohaniah yang
menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju
suatu kebahagiaan atau kepuasan hati. Sedangkan Persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau
memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
2. Prinsip-prinsip Human Relations:1) Hindari kebiasaan SOK (
Salahkan, Omeli, Kritik),2) Berikan Apresiasi yang tulus, 3) Bangkitkan rasa
ingin berhasil dalam diri orang lain, 4) Berikan perhatian yang
sungguh-sungguh, 5) Senyum, 6) Nama adalah bunyi terpenting dan termerdu bagi
pemiliknya, 7) Jadilah pendengar yang aktif, 8) Bicarakan hal-hal yang
diminati, 9) Buat orang lain merasa dirinya penting (VIP) dan lakukan dengan
tulus, 10) Hindari debat kusir, 11) Hormati pendapat orang lain, hindari
mengatakan “kamu salah”, 12) Bila anda salah, segera akui secara simpatik, 13)
Mulai dengan cara ramah-tamah, 14) Dapatkan responsi “ya”, 15) Ajak orang lain
berbicara banyak, 16) Buat agar usul dan pendapat datang dari dia, 17) Cobalah
melihat persoalan dari kacamata orang lain, 18) Bersimpatilah dengan keinginan
orang lain, 19) Himbau dengan motif yang agung dan mulia, 20) Dramatisir ide
anda, 21) Beri tantangan untuk maju, 22) Mulai dengan apresiasi dan pujian yang
tulus, 23) Tunjukkan kesalahan secara tidak langsung, 24) Akui kesalahan
sendiri sebelum mengkritik orang lain, 25) Ajukan pertanyaan sebagai ganti
perintah langsung, 26) Selamatkan muka orang lain, 27) Beri pujian atas setiap
kemajuan betapapun kecilnya, 28) Beri reputasi tinggi untuk dicapai, 29) Beri
dorongan dan buat kesalahan mudah diperbaiki, 30) Buat orang lain senang melakukan
usul anda. Sedangkan prinsip-prinsip persuasif yaitu Prinsip Pemaparan yang
Selektif ( The Selective Exposure Principle ), Prinsip Partisipasi Audiens (
The Audience Participation Principle ), Prinsip Suntikan ( The Inoculation
Principle ), dan Prinsip Perubahan yang Besar ( The Magnitude of Change
Principle).
3.
Teknik Human relations yaitu
dengan konseling apabila ada beberapa orang yang mengalami frustasi sedangkan
teknik persuasif yaitu Cognitif
Dissonance ( bertentangan), Pay Of Idea and Fear Arousing, Empathy,
Packing/Icing Technique, Red Herring, dan Teknik Asosiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar