BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan
berkembangnya psikologi ilmiah modern pada pertengahan abad ke-19, kaitan
antara dua unsur itu memperoleh arti baru yang spesifik. Study mengenai
motivasi manusia ketika itu sangat dipengaruhi oleh karya-karya biolog inggris,
Charles Darwin, bahwa manusia dianggap sebagai makhluk yang terlibat dalam
pergulatan keras dengan alam untuk bisa bertahan hidup. Dari pergumulan keras
tersebut, diasumsikan bahwa manusia memiliki hasrat atau keinginan yang kuat
untuk tetap hidup.[1]
Human relations adalah membina hubungan lewat
sebuah komunikasi persuasif secara interaktif yang menginginkan kepuasan antara
kedua belah pihak. Baik itu dalam segala bidang kehidupan ataupun sebatas dalam
situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Keith Davis mengemukakan
bahwa “Human relatios at work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan
dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung
jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja
yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan
ekonomi, psikologis, dan sosial.
Secara sempit human relations hanya terjadi dalam
situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan untuk menggugah gairah kerja
dengan semangat kerjasama yang produktif serta berbahagia hati. Dalam
hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia, komunikasi yang dalam hal ini
human relations bukan hanya sekedar pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi
lebih jauh dari itu. Human relations bertujuan mengembangkan potensi sumber
daya manusia. Dengan tujuan tersebut, pengembangan potensi seseorang dalam
suatu pemerintahan tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan
prestasi kerja seseorang. Mereka yang termotivasi dengan baik akan memberikan
konstribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
Dengan asumsi dasar inilah, kami dari kelompok I akan mengemukakan tentang motivasi
dalam human relations, yang kami rangkai dalam beberapa rumusan
masalah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
2.
Bagaimana keterkaitan motivasi dengan human relations ?
3.
Bagaimana motivasi dalam human relations ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Motivasi
Motivasi adalah kekuatan atau daya dorong yang
menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak atau perilaku seseorang dan segala
kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang muncul dari
keinginan memenuhi kebutuhannya.[2]
Sedangkan, dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Menurut Hilgard dan Atkinson,
tidaklah mudah untuk menjelaskan motivasi itu
apa, sebab :
1.
Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan
menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.
2.
Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidak
sama.
3.
Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui perilaku yang sama.
4.
Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk perilaku yang sulit dijelaskan
5.
Suatu ekspresi perilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai
motif.[3]
Secara bahasa Motif adalah suatu alasan
atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan atau
bersikap tertentu. Jadi, Motif itu adalah sesuatu yng ada
dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebiut untuk bersikap dan
bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa cita-cita. Motif
ini merupakan tahap awal dari proses motivasi.
BENTUK-BENTUK
DARI MOTIVASI, yaitu :
1.
Motivasi dan manipulasi. Motivasi yaitu menggerakkan seseorang
untuk melakukan sesuatu sebab dia sendiri yang ingin melakukan hal itu.
Sedangkan manipulasi yaitu suatu cara
untuk menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, namun hal itu dia lakukan
karena orang lain menginginkan dia untuk melakukannya.
2.
Motivasi berdasarkan sikap, yaitu motivasi yang lahir dari diri sendiri, menyangkut bagaimana orang
itu berpikir dan merasa. Motivasi ini merupakan keyakinan dan kepercayaan diri
seseorang, sikap mereka terhadap kehidupan, positif atau negatif.
3.
Motivasi berdasarkan imbalan, yaitu sesuatu hal yang dilakukan oleh seseorang itu dikarenakan adanya
imbalan, baik berupa uang, penghargaan, maupun penguasaan.
4.
Motivasi dan lingkungan,
motivasi ini berlaku baik bagi motivasi berdasarkan sikap maupun yang
berdasarkan imbalan. Misalnya, disuatu tempat pekerjaan diperkenalkan sebentuk
persaingan atau program insentif[4]
yang telah direncanakan dengan matang. Kalau lingkungan dimana program itu
berlangsung, tidak mendukung umpamanya tidak terciptanya hubugan yang harmonis,
terdapat pengkhianatan, ketidakpercayaan, dan suasana tidak bahagia, maka
program ini tidak akan berhasil.[5]
CARA
MEMOTIVASI DIRI, yaitu :
1.
Memotivasi diri melalui rasa percaya diri
Kepercayaan diri ini
ditunjukkan pada kepercayaan bahwa kita memiliki otak yang luar biasa
kehebatannya, melebihi kemampuan alat tercanggih sekalipun buatan manusia.
Inilah aset kita yang paling berharga, apa yang kita masukkan kedalam kepala
kita itulah yang akan kita dapatkan kembali. Sebagian orang mempunyai otak yang
penuh dengan pemikiran dan pengalaman yang negatif
Maka ketika dihadapkan
pada sebuah kesempatan dan tantangan baru, otak mereka ketika ditanya
mengirimkan jawaban : “TIDAK” , atau “Kamu tidak mampu”, atau tanggapan lain
yang senada dengan hal tersebut. Untuk itulah ada beberapa hal yang berkaitan
dengan pembangunan motivasi diri dengan membangun kepercayaan akan kemampuan
diri sendiri.
2.
Memotivasi diri dengan menentukan sasaran
Tidak banyak orang yang
selalu berhasil menentukan sasaran atau target apa yang ingin mereka capai
sehingga mereka juga tidak memiliki arah yang jelas dimana tenaga hendak
diarahkan. Sasaran atau target yang sudah kita tetapkan akan mengingatkan kita
untuk mengejarnya. Jadi, disini tampak bahwa suatu target yang baik dapat
berperan penting untuk menggerakkan kita.
3.
Memotivasi diri dengan menyusun catatan mengenai
sukses yang pernah diraih
Setiap orang
sekurang-kurangnya dalam satu hal yang kecil pernah meraih sukses dalam
hidupnya. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa dia memiliki peluang untuk meraih
hal yang sama di masa depan. Sukses di masa lalu dapat menjadi bahan bakar yang
dapat mengobarkan kepercayaan pada diri sendiri. Mengingat-ingat sukses di masa
lalu akan memberi kekuatan untuk dapat yakin bahwa di masa depan pun semakin
dapat diraih.
HAMBATAN
TUMBUHNYA MOTIVASI,[6]
yaitu :
1.
Kurang percaya diri
Disini muncul
keragu-raguan dalam diri seseorang akan kemampuannya untuk melakukan suatu
pekerjaan atau aktivitas yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
§ Rasa percaya diri hilang
karena pengaruh perkataan orang lain, yang cenderung memberikan
penilaian-penilaian negatif terhadap apa yang kita lakukan.
§ Rasa kurang percaya diri yang
disebabkan oleh pengondisian yang dialami semasa kanak-kanak. Orangtua serba
“melarang” sehingga melalui suatu proses internalisasi, hal yang terpatri dalam
jiwa si anak yang membuatnya kelak takut melakukan sesuatu.
§ Rasa rendah diri karena
pengalaman masa lalu, dimana orang pernah bahkan beberapa kali mengalami
kegagalan. Ini akan terus menghantui pikirannya ketika akan memulai sesuatu
yang lain.
2.
Kecemasan berlebihan
Kecemasan adalah
perasaan yang menghinggapi seseorang manakala ia terbayang akan apa yang bakal
menimpa dirinya bila gagal, rasa takut kehilangan pekerjaan jika mereka
melakukan kesalahan dan sebagainya. Dengan persaan-perasaan seperti ini, maka
orang kebanyakan memilih untuk tetap aman dan selamat tanpa tindakan, yang juga
berarti tidak pernah berani mengambil keputusan atau tindakan yang perlu
dilakukan.
3.
Opini negatif
Opini negatif dapat sampai kepada kita
dari berbagai sumber. Opini yang negatif dapat membuat seseorang menjadi tidak
antusias dan termotivasi tentang sesuatu. Informasi dapat berfungsi sebagai
pembentuk opini dalam diri kita. Menghadapi berbagai informasi kita harus
memiliki sikap kritis dan kemampuan memadai untuk bisa menilai semua informasi
itu. Kita tidak boleh di bentuk atau ditentukan oleh opini-opini negatif.
B.
Keterkaitan Motivasi Dengan Human
Relations
Human
relation merupakan bentuk pola relasi yang
dibangun antar individu untuk membangun interaksi timbal balik sebagai upaya
persuasi satu sama lain.[7] Karena inti dari human relations adalah membina hubungan lewat sebuah
komunikasi persuasif secara interaktif yang menginginkan kepuasan antara kedua
belah pihak. Entah itu dalam segala bidang kehidupan ataupun dalam situasi
kerja atau dalam organisasi.[8]
Motivasi adalah
kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil
suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif,
daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam
rangka mencapai suatu kepuasaan atau suatu tujuan.[9]
Secara sekilas human
relations terlihat sebgai sesuatu hal yang biasa dan mudah dilakukan, tetapi
sebenarnya tidaklah demikian adanya. Human relations merupakan suatu hal yang
dinamis dan tidak terlepas dari faktor manusia. Hubungan kerja antara atasan
dan bawahan misalnya. Komunikasi, tugas, dan tanggung jawab atau pendelegasian
wewenang akan sangat sulit dilakukan jika tidak dibarengi dengan proses human
relations yang baik pula. Disadari atau tidak, human relations memberi pengaruh
positif terhadap motivasi kerja seseorang.[10]
Motivasi ketika
dihubungan dengan praktek human relations mengarah pada 2 hal yaitu pertama, bagaimana memotivasikan, dan yang kedua bagaimana hingga
termotivasikan. Hal yang pertama lebih kepada komunikator sebgai subjek
pemberi pesan, dalam hal ini kita berbicara cara dan pilihan-pilihan apa yang
bisa memotivasi komunikan. Sedangkan yang kedua, kita lebih berbicara pada
tataran teoritis terjadinya motivasi dalam diri manusia.
Dengan melakukan praktek
human relations setidaknya menginginkan kepuasan antara kedua belah pihak.
Untuk itulah kita harus mengerti terlebih dahulu apakah yang menjadi kebutuhan
komunikan yang palig mendesak pada waktu tersebut, dengan berlandaskan win win
solutions. Karena sudah jelas dalam praktek human relations ada penekanan pada
kata persuasif, yang bisa diartikan sebagai ajakan untuk sesuatu. Ini artinya
ada sesuatu yang dititipkan pada pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan
menghasilkan tujuan tertentu. Tetapi apakah komunikan merespon 100% stimulus yang diberikan ? . Tunggu dulu ...
Disinilah letak hubungan
yang paing mendasar antara motivasi dengan human relations. Jadi, letak
motivasi disini adalah sebagai salah satu item yang dijadikan parameter untuk
menghasilkan tujuan utama yakni RESPON. Seperti yang dikemukakan oleh Alan
H Monroe tentang “motivated
sequence” atau tahap-tahap termotivasikan.
· Attentions (perhatian), disini kita berbicara kepada langkah apa yang
diambil untuk mengarahkan kerja indera kepada sesuatu yang ingin kita
sampaikan.
· Needs (kebutuhan), lalu bangkitka kebutuhannya
· Satisfactions (pemuasan), berikan cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut
· Visulization (visualisasi), gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian
apa yang diperoleh apabila melakukan gagasan kita.
Contoh kasus
Pasangan
muda sedang duduk berdua dipantai Losari, sebut saja A untuk perempuan dan B untuk laki-laki.
A : coba lihat rambut kamu !
(Attentions/perhatian)
B : kenapa ? (sambil mengurai rambut
panjangnya)
A : kayaknya sudah kepanjangan y, potong saja
! memangnya tidak panas ? (proses meyakinkan kalau itu kebutuhannya/need)
B : ah ... masa si yang ?
A : iya betul , sudah saatnya rambut kamu
dipotong (satisfactions/pemuasan)
B : ah, aku nggak mau rambut aku dipotong
A : begini, kalau
rambut kamu dipotong kamu lebih terlihat bersih, gagah, dan tidak terlihat
seram lagi. Tetapi,
kalau kamu tidak potong, besok-besok aku malu ah kalau jalan sama kamu. Nanti dikira bawa
penjahat lagi (Visualization). Ayolah cukur rambut kamu sekarang (Action/tindakan).
B : Hmm ....
Motivasi manusia untuk berperilaku dalam
masyarakat dilihat dari faktor sosiopsikologisnya seperti : safety needs
(kebutuhan akan rasa aman), belongingness and love needs (kebutuhan akan
keterikatan dan cinta), esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), dan self
actualization (kebutuhan untuk pemenuhan diri).
Human Relations fokus pada bagaimana
metode komunikasi yang dipergunakan mampu memotivasi orang-orang dalam
organisasi agar terjadi sikap kooperatis, kedisiplinan, etos kerja,
produktivitas dan kepuasan bagi kedua belah pihak (antara perusahaan &
pekerja).[12]
C.
Motivasi dalam Human Relations
H. Bonner
(1975), mengemukakan bahwa Interaksi adalah hubungan antara
dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki
perilaku individu lain atau sebaliknya. Proses interaksi
ini melibatkan
perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri.
Hubungan antar manusia
secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk
mendapatkan pemecahan masalah.[13]
Human Relation adalah
kegiatan rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat,
perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini
berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar
personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan
merasakan efeknya. Jika semuanya merasa senang maka kegiatan human relation
yang dibangun berhasil. Namun, jika tidak menimbulkan rasa puas maka kegiatan human relation itu akan gagal.
Untuk mempraktekan human relation, seorang
pemimpin perlu mempelajari sifat tabiat karyawan, juga tingkah laku mereka
dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak hanya mempunyai kemampuan vegetatif (makan, minum dan
berkembang biak), Kemampuan sensitif (bergerak,
mengamati, bernafsu dan berperasaan) dan juga kemampuan intelektif (memiliki hasrat dan kecerdasan).
Dalam kajian komunikasi, human
relation menjadi fungsi komunikasi antarpersonal. Karena di sini
melibatkan dua atau lebih individu yang saling berinteraksi. Kalau
didefenisikan secara literlek human relation merupakan sikap manusia
yang terkesternalisasi dalam bentuk perilaku komunikasi kemanusiaan. Human
relation atau hubungan manusiawi bisa terjadi dimanapun dan kapanpun.
Hubungan manusiawi seperti ini berdimensi luas atau bisa terjadi dimanapun dan
kapanpun. Kita bisa berbicara dengan orang di samping kita ketika sedang berada
dalam Bus, Kereta, Kapal, Pesawat, bahkan saat nonton di Bisoskop. Pada umumnya
komunikasi ini tidak terarah dan hanya mencoba membangun komunikasi interaktif
dangkal.
Prestasi kerja seorang karyawan
kadang-kadang tidak sama dengan kecakapan yang dimilikinya. Memang faktor
penyebabnya tidak sama antara karyawan yang satu dengan yang lainnya, Faktor
penyebab ini tergantung dari orangnya sendiri atau lingkungan kerjanya. Tidak
sesuainya prestasi kerja dengan kecakapannya itu bagi seseorang karyawan
mungkin karena tidak mempunyai kemauan bisa juga karena tidak menyukai
pimpinannya atau dapat juga disebabkan oleh kurangnya energi dan lain
sebagainya.
Dalam psikologi keadaan seperti itu dikatakan sebagai berikut; bukan kecakapan (ability) yang kurang, melainkan motivasi yang kurang atau bahkan tidak ada. Motif yang tidak kuat, sehingga hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan kecakapannya. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa motif adalah daya gerak yang mendorong sesorang untuk berbuar sesuatu. Sedang motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangka mencapai suatu kepuasaan atau suatu tujuan.[14]
Dalam psikologi keadaan seperti itu dikatakan sebagai berikut; bukan kecakapan (ability) yang kurang, melainkan motivasi yang kurang atau bahkan tidak ada. Motif yang tidak kuat, sehingga hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan kecakapannya. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa motif adalah daya gerak yang mendorong sesorang untuk berbuar sesuatu. Sedang motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk bertindak dalam rangka mencapai suatu kepuasaan atau suatu tujuan.[14]
Yang menjadi pusat
perhatian yaitu kunci segala aktivitas human relations adalah motivasi, dimana
kita semua telah mengetahui bahwa human relations merupakan komunikasi
persuasif yang selalu mengajak komunikan ke jalan yang lebih baik dari
sebelumnya. Nah, dalam proses pengajakan inilah motivasi mengambil perannya
untuk bagaimana ia mampu membujuk, memberikan semangat untuk bangkit dari
keterpurukan pikiran, hati dan tindakan.
Memotivasikan para
karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhuan mereka secara memuaskan,
yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya
sehari-hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya sendiri, dan lain
sebagainya.
Seseorang memasuki suatu organisasi,
karena ia berpikir organisasi akan dapat membantu dia mencapai tujuannya.
Demikian pula para karyawan, mereka mempunyai
organisasi. Mereka anggota organisasi kekaryaan di mana mereka bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemimpin organisasi tersebut dapat
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas para karyawan dan mengkooperasikan
hasrat-hasrat mereka untuk bekerja bersama-sama. Ini semua tertuju kepada
sasaran yang direncanakan. Dan di sini komunikasi memegang peranan penting.
Human relations seperti ditegaskan di muka adalah komunikasi persuasif. Dengan
melaksanakan human relations itu pemimpin organisasi atau pemimpin kelompok
melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggitakan
mereka bekerja bersama-sama, seghingga hasilnya memuasakan di samping mereka
bekerja dengan hati puas.[15]
Peran human
relation sangat menentukan aktifitas
organisasi dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, human relations
harus memiliki evaluasi prestasi kerja bagi seluruh orang-orang yang ada di
dalam organisasi, sehingga organisasi tersebut dapat mengetahui sejauh mana
tingkat pencapaian prestasinya dan hal ini dapat dijadikan tolak ukur untuk
pemberian kompensasi, pengembangan potensi diri serta perbaikan lingkungan
kerja dalam melakukan inovasi yang akhirnya akan meningkatkan motivasi dan juga
meningkatkan prestasi kerjanya, maka organisasi harus memberikan insentif atau
membuat kebijakan tertentu dalam rangka memotivasi pegawainya, agar dapat
memberikan kontribusi balikan kepada organisasi, yaitu berupa prestasi kerja
yang tinggi.[16]
“Human relations dapat diusahakan untuk menghilangkan
rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan
segi konstruktif sifat tabiat manusia. Dalam melaksanakan human relations
itu pemimpin organisasi atau lembaga melakukan komunikasi dengan para
karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama,
sehingga hasilnya memuaskan di samping itu mereka bekerja dengan hati puas”.
Adapun konsep
dasar human relations adalah hakekat manusia itu sendiri. Sehubungan
dengan manusia, maka terdapat empat asumsi (anggapan dasar) yaitu :
- Perbedaan-perbedaan individual.
- Manusia seutuhnya.
- Motivasi.
- Martabat manusia (human dignity)
Di samping itu, motivasi merupakan bagian dari human relations untuk
bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada dalam diri seseorang,
sehingga seseorang yang diberi motivasi dapat bekerja lebih keras, berusaha
mencari tingkat tanggung jawab, bekerja tepat waktu sesuai jadwal yang telah
ditentukan, dan melakukan pekerjaannya dengan profesional.
Motivasi
kerja, yaitu daya gerak,
gairah atau semangat kerja yang diperlihatkan karyawan dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya, yang diperoleh melalui imbalan-imbalan (economic, social, dan
psicological rewards) atau melalui persesuaian pimpinan/atasan suatu
lembaga
Dalam motivasi
kerja dapat diukur sebagai berikut :
1. Tinggi, motivasi kerja tinggi apabila bawahan
memiliki disiplin kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaan serta menghasilkan kualitas hasil pekerjaan yang sangat
memuaskan bagi atasan.
2. Sedang, motivasi kerja sedang apabila
bawahan kurang memiliki disiplin kerja, kurang mempunyai tanggung jawab yang
besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang kurang memuaskan
bagi atasan.
3. Rendah, motivasi kerja rendah apabila
bawahan tidak memiliki disiplin kerja, tidak memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang tidak memuaskan bagi
atasan.[17]
Seperti dijelaskan diatas, kunci dari
kegiatan Human Relations adalah motivasi yang dapat mendorong kinerja karyawan,
seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan
penghargaan yang diberikan kepada karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak,
pemberian cuti, dan promosi jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam
kaitannya dengan Human Relations adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan
demikian karyawan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja
secara maksimal. Peningkatan karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya
akan mempengaruhi organsasi dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir
merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk
menjamin orang-orang yang ada didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan
serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan, oleh karena itu. Sebuah
organisasi perlua mengelola karir dan mengembangkannya agar produktivitas
karyawan tetap terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal
yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja
perusahaan, pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas
dan kreativitas sumber daya manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat
dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Cianni dan Wnuck menyatakan bahwa karyawan yang
mempunyai kesempatan yang tinggi dalam meningkatkan karirnya akan merangsang
motivasinya untuk bekerja lebih baik. Perusahaan yang memiliki manajemen yang
baik dalam pengembangan karir karyawannya akan mempunyai kinerja dan kemauan
karyawan untuk berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan dan perilaku dalam
melakukan pengembangan, dimana hal tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
Jika dalam sebuah organisasi tidak memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan dan pengembangan karir maka akan muncul ketidakpuasan dari karyawan terhadap kinerja pimpinan perusahaan dan produktivitas organisasi akan berjalan lambat karena karyawan merasa kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir didalam organisasi. Jadi, pengembangan karir merupakan hal yang penting untuk mendorong kinerja karyawan.[18]
Jika dalam sebuah organisasi tidak memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan dan pengembangan karir maka akan muncul ketidakpuasan dari karyawan terhadap kinerja pimpinan perusahaan dan produktivitas organisasi akan berjalan lambat karena karyawan merasa kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir didalam organisasi. Jadi, pengembangan karir merupakan hal yang penting untuk mendorong kinerja karyawan.[18]
Konsep dasar motivasi human relations adalah bahwa manajer harus dapat
menumbuhkan perasaan para pegawai bahwa mereka memang sangat dibutuhkan oleh
suatu kelompok atau organisasi, mereka harus diyakinkan bahwa mereka merupakan
orang-orang penting. Seorang yang tidak dapat diterima dalam suatu kelompok
akan merasa asing, orang tersebut tidak akan dapat menumbuhkan kerjasama, dan
tidak adanya kerjasama akan mengakibatkan tujuan tidak dapat dicapai.
Sebaliknya orang yang bisa diterima oleh suatu kelompok akan berusaha
menunjukkan bahwa mereka adalah memang benar-benar penting, sehingga akan
berusaha bekerja dengan penuh inisiatif untuk memajukan organisasinya.[19]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi adalah kekuatan atau daya dorong yang
menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak atau perilaku seseorang dan segala
kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang muncul dari
keinginan memenuhi kebutuhannya.
Motif itu adalah
sesuatu yng ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebiut untuk
bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu.
Human
relation merupakan bentuk pola relasi yang
dibangun antar individu untuk membangun interaksi timbal balik sebagai upaya
persuasi satu sama lain. Disadari
atau tidak, human relations memberi pengaruh positif terhadap motivasi kerja
seseorang.
Motivasi ketika dihubungan
dengan praktek human relations mengarah pada 2 hal yaitu pertama, bagaimana
memotivasikan, dan yang kedua bagaimana hingga termotivasikan. Hal
yang pertama lebih kepada komunikator sebgai subjek pemberi pesan, dalam hal
ini kita berbicara cara dan pilihan-pilihan apa yang bisa memotivasi komunikan.
Sedangkan yang kedua, kita lebih berbicara pada tataran teoritis terjadinya
motivasi dalam diri manusia.
kunci segala aktivitas human
relations adalah motivasi, dimana
kita semua telah mengetahui bahwa human relations merupakan komunikasi
persuasif yang selalu mengajak komunikan ke jalan yang lebih baik dari
sebelumnya. Nah, dalam proses pengajakan inilah motivasi mengambil perannya
untuk bagaimana ia mampu membujuk, mendorong, memberikan semangat untuk bangkit
dari keterpurukan pikiran, hati dan tindakan.
Human Relations fokus pada
bagaimana metode komunikasi yang dipergunakan mampu memotivasi orang-orang
dalam organisasi agar terjadi sikap kooperatis, kedisiplinan, etos kerja,
produktivitas dan kepuasan bagi kedua belah pihak (antara perusahaan &
pekerja).
Konsep dasar motivasi human
relations adalah bahwa manajer
harus dapat menumbuhkan perasaan para pegawai bahwa mereka memang sangat
dibutuhkan oleh suatu kelompok atau organisasi, mereka harus diyakinkan bahwa
mereka merupakan orang-orang penting
[1] motif-dan-motivasi-dalam-human-relation.html
[2] motif-dan-motivasi-dalam-human-relation.html
[3] teori-motivasi.html
[4] tambahan penghasilan (uang, barang, dsb)
yg diberikan untuk meningkatkan gairah kerja; uang perangsang
[5] motif-dan-motivasi-dalam-human-relation.html
[6] motif-dan-motivasi-dalam-human-relation.html
[7] peran-human-relation-dalam-menunjang-kinerja-public-relation-515342.html
[8] motivasi-berkaitan-erat-dengan-human.html
[9] Tugas Kampus Human
Relation.htm
[10] aktivitas
human relations dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai kantor _ jaring skripsi.htm
[11] motivasi-berkaitan-erat-dengan-human.html#close
[13] Hubungan Antar Manusia (Human Relation) _ Komunikasi dan Konseling
_ LUSA.htm
[14] Tugas Kampus Human Relation.htm
[15] Tugas Kampus Human
Relation.htm
[16] aktivitas human relations dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai
kantor _ jaring skripsi.htm
[17] aktivitas human relations dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai
kantor _ jaring skripsi.htm
[18] human-relations.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar